Ramaikan pasar IPO, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) terus mendorong perusahaan BUMN dan anak usahanya untuk menggelar initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Hal tersebut disampaikan Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir ​​​.
Disampaikannya, Danantara Indonesia siap berkontribusi untuk mengembangkan pasar modal Indonesia, baik dari sisi supply maupun sisi demand.“Dari sisi supply, memang kita ingin perusahaan-perusahaan yang ada dalam Danantara yang siap untuk masuk menjadi emiten yang baik di bursa,” ujar Pandu di Jakarta, kemarin.
Sampai saat ini, terdapat sekitar 24 perusahaan BUMN dan anak usahanya yang tercatat di pasar modal Indonesia dari total sebanyak 966 perusahaan tercatat. Di BEI, terdapat kelompok saham-saham perusahaan BUMN yang masuk dalam indeks IDXBUMN20, yang tercatat melemah 2,94 poin atau 0,84% ke posisi 354,48 pada perdagangan Jumat (17/10) akhir pekan kemarin.
Dalam kesempatan ini, Pandu memastikan Danantara Indonesia akan segera mengalokasikan investasi mereka ke pasar saham Indonesia. Danantara Indonesia, lanjutnya, baru bisa mulai mengalokasikan dananya ke berbagai instrumen investasi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dia melanjutkan, akan mengalokasikan investasi sebesar 80% dari dana yang dimiliki oleh Danantara Indonesia ke instrumen investasi di dalam negeri.“Kami sekarang baru mulai melakukan investasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kami akan berinvestasi sebagian besar untuk tahun ini sebesar 80 persen di dalam negeri,” ujar Pandu.
Sepanjang tahun 2025, BEI melaporkan telah terdapat 23 perusahaan yang melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, sebanyak 11 perusahaan masih berada dalam pipeline (antrean) untuk melangsungkan IPO. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Gilman Pradana Nugraha pernah bilang, tercatatnya IPO Lighthouse menambah kepercayaan pasar. Dengan skala perusahaan yang cukup besar, diharapkan tata kelola perusahaan juga akan baik dan memiliki daya tarik bagi investor institusi maupun ritel.”Di samping itu, hadirnya emiten lighthouse ini bisa memberikan sinyal positif bagi market, jika perusahaan-perusahaan besar masih percaya potensi pertumbuhan di pasar modal Indonesia. Makanya mereka melantai di market Indonesia,”katanya.
Di samping itu, lanjutnya, lighthouse IPO menurutnya juga bisa menarik likuiditas baru, karena banyak investor-investor institusi baik asing maupun domestik, yang cenderung menunggu perusahaan-perusahaan besar untuk melantai. Hal ini bisa membuat investor-investor ini masuk kembali ke pasar modal Indonesia.
Gilman juga mencermati, lighthouse IPO dapat meningkatkan likuiditas, meningkatkan kapitalisasi pasar atau market cap, dan bisa menjadi daya tarik untuk perusahaan-perusahaan besar lainnya untuk melantai. AEI juga melihat momentum untuk melakukan IPO saat ini relatif tepat, karena sudah mulai terjadi rekonsiliasi di pasar keuangan global, dan mulai meredanya perang dagang, yang berarti sentimen global mulai positif.